Jumat, 02 April 2010

Remedial UN

Survey ini dilakukan untuk mengetahui respon masyarakat terhadap kebijakan pengadaan remedial UN. Survey dilakukan terhadap masyarakat yang memiliki kaitan yang amat erat dengan pengadaan UN itu sendiri, yaitu pelajar, orangtua, dan guru. Berikut ini adalah hasil perolehan suara dari masyarakat yang menyatakan setuju dengan pengadaan remedial UN dan yang tidak.

PELAJAR (YA) PELAJAR (TIDAK)
83% 17%

ORANGTUA (YA) ORANGTUA (TIDAK)
50% 50%

GURU (YA) GURU (TIDAK)
25% 75%



Dari data tersebut dapat disimpulkan, bahwa pelajar sangat antusias dengan pengadaan remedial UN ini. Dapat dilihat dari perolehan 83% suara yang menyatakan kesetujuannya terhadap pengadaan remedial UN. Sementara orangtua tampak tidak begitu antusias namun juga tidak menolak pengadaan remedial UN yang dapat dilihat dari jumlah perolehan suara yang sama antara orangtua yang setuju dan yang tidak setuju. Sementara guru tampak sangat menolak pengadaan UN yang dapat dilihat dari 75% guru menyatakan tidak setuju terhadap pengadaan remedial UN.
Berikut ini beberapa alasan yang dikemukakan oleh masyarakat yang menyatakan kesetujuannya terhadap pengadaan UN dan yang tidak.

34% masyarakat menyatakan setuju terhadap pengadaan remedial UN karena kasihan kepada para pelajar yang tidak lulus. Mereka berpendapat bahwa betapa tidak adilnya bila hanya dikarenakan nilai UN pelajar tidak memenuhi standar kelulusan maka mereka langsung dinyatakan tidak lulus dan dapat berakibat jatuhnya mental pelajar, pengorbanan yang dilakukan pihak sekolah dan orangtua menjadi sia-sia, dan pelajar menjadi tertinggal 1 tahun dibandingkan dengan teman-temannya yang telah lulus. 55% masyarakat menyatakan setuju terhadap pengadaan remedial UN karena remedial UN dapat bermanfaat untuk memperbaiki nilai pelajar yang terancam tidak lulus dikarenakan nilai mereka yang sedikit di bawah standar kelulusan. Remedial UN berguna untuk memberikan kesempatan kedua bagi pelajar untuk memperoleh kelulusan. Sementara itu, 11% masyarakat menyatakan setuju terhadap pengadaan remedial UN karena remedial UN dapat mengurangi rasa khawatir dalam diri pelajar. Selama ini UN selalu menjadi momok bagi pelajar karena bagi pelajar UN merupakan hal yang sangat menakutkan karena merupakan penentu hasil kerja keras mereka selama 3 tahun belajar di SMP/ SMA. Dengan adanya remedial UN, pelajar tidak perlu lagi mengalami ketakutan yang berlebihan saat hendak mengikuti UN.


62% masyarakat menyatakan tidak setuju terhadap pengadaan remedial UN karena dengan adanya remedial UN, pelajar akan menjadi remeh terhadap UN. Mereka akan berpikir bahwa tidak perlu belajar keras, karena bila nilai mereka tidak cukup, maka remedial UN pasti akan membantu mereka untuk memperbaikinya. Akibatnya pelajar akan santai dan malas, dan meremehkan try out-try out yang diadakan sekolah dan silabus UN yang diberikan guru. 15% masyarakat menyatakan tidak setuju terhadap pengadaan remedial UN karena remedial UN hanya akan menghabiskan anggaran negara karena biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan remedial UN pastilah tidak sedikit. Pengucuran dana untuk pengadaan remedial UN juga dapat disalahgunakan oleh para pejabat yang ingin memperkaya diri sendiri tanpa peduli dengan masyarakat. Dan sisanya, yaitu 23% masyarakat menyatakan tidak setuju terhadap pengadaan remedial UN karena apabila seorang pelajar lulus dengan remedial maka mental pelajar tersebut akan jatuh karena lulus dengan nilai yang pas-pasan. Mereka akan merasa minder ketika melihat teman-temannya dapat lulus tanpa mengikuti remedial. Mereka juga akan mengalami kesulitan dalam mengikuti ujian masuk perguruan tinggi/ SMA karena nilai UN mereka yang tersaingi oleh pelajar-pelajar yang lulus dengan nilai memuaskan. Mereka tidak akan sanggup mengatasi persaingan ketat yang akan mereka alami. Sehingga akhirnya mereka masuk ke SMA/ perguruan tinggi berkualitas rendah dan kualitas SDM Indonesia dapat dipastikan akan menurun.

Demikianlah laporan hasil survey ini saya sajikan, apabila ada kesalahan saya mohon maaf. Semoga laporan hasil survey ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Saya mengucapkan terima kasih atas semua pihak yang telah membantu saya dalam penyelesaian laporan ini, terutama masyarakat yang telah menjadi narasumber dalam survey ini.

NB:
• Survey ini tidak bertujuan untuk memojokkan pihak manapun. Mohon maaf apabila ada pihak yang merasa tersindir atau terhina dikarenakan pengadaan survey ini.
• Nomor ponsel yang digunakan untuk mensurvey bukanlah nomor pribadi pensurvey. Apabila ada hal-hal yang tidak berkaitan dengan survey ini yang berasal dari nomor tersebut, tidak menjadi tanggung jawab pensurvey. (Nomor tersebut dapat dihapus bila perlu)
• Pensurvey bukanlah orang yang ahli dalam hal ini, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan oleh pensurvey.
• Survey dilakukan dalam ruang lingkup yang kecil, data yang diperoleh belum dapat dipergunakan untuk tingkat nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar